壁の間の中央線
"Maaf Bu Vera. Aku tak bisa mendengar nama Kak Kumika dan Manajer karna itu aku harus segera bebas dan menemui mereka" - Ekiva.
Jadi apa yang selama ini Ekiva tuju hanyalah sebuah kebebasan?
Lalu hal apa yang dimaksud Scanna yang juga menjadi tujuan dari Ekiva?
.
.
.
"ZEUTTHHH... PTANGG!"
Suara pertarungan terdengar.
"WUUSHH, WUUSHH, ZRRCKK"
Diiringi suara-suara data yang saling bersautan beradu kekuatan.
Dimana sekelompok orang tengah bertarung sengit di sebuah padang rumput yang besar.
Pertarungan begitu sengit sehingga sulit mengidentifikasi yang mana kawan yang mana lawan diantara mereka.
Yang jelas tempo pertarungannya benar-benar cepat.
"Wuushhh... Tap!" Seseorang telah mendarat dengan sempurna.
Mengambil sebuah karet rambut lalu ia mengikat rambutnya yang panjang nan indah itu.
"systemctl enable autofocus"
"sytemctl run autofocus"
"systemctl ultimate_runkill"
"TASK FAILED!"
"Invalid process, Invalid command"
Sambil menghunuskan pedangnya ke depan. Ia mengambil posisi dengan memperkirakan sebuah satu serangan mematikan.
"Sial. Aku benar-benar butuh framework sekarang!" ujarnya.
"SEMUANYA MINGGIR!!! KAU JUGA GLECHIA" teriaknya.
Beberapa orang menepi dengan serentak setelah mendengar perintahnya.
"ctrl+c"
"run config ultimate_runkill &&"
"sytemctl restart ultimate_runkill"
Sempat mengalami masalah akhirnya commandnya dapat berjalan. Dan langsung saja segera ia eksekusi musuh-musuh yang ada di hadapannya.
"WUSHHH!!!"
Melesat dengan sangat cepat satu tebasan menari indah menggores tubuh setiap musuh orang ini dengan cepat.
"WUSHHH Tap!"
Ia menghentikan laju tubuhnya diikuti dengan ambruknya orang-orang yang ia tebas tadi.
Tatapan matanya yang tajam itu mengarah ke arah depan dimana terdapat sosok seorang gadis berdiri di sana.
"Sekarang kau mengerti kan Feiss. Atas nama Pasukan Incognito aku Velichia Oeberon memintamu untuk menyerahkan diri Feiss Northon anggota teroris Red Slash" kata orang ini yang ternyata bernama Velichia Oeberon.
Feiss hanya tersenyum lembut.
"Jika kau hanya mau aku pulang, tolong bilang ke Lickley dia yang harus menjemputku.
Itu tanggung jawabnya." kata Feiss.
"Tch- Lickley dan kau sudah lama mati!!!
Akan kuabaikan prosedur lebih baik kau pergi bersamaku dalam keadaan tak hidup!" - Velichia.
Velichia langsung melesat cepat kehadapan Feiss dan mengayunkan sebuah ayunan dalam dari bawah.
Sementara aura-aura dingin terlihat keluar dari diri Feiss sampai membuat area sekitarnya membeku.
Nampaknya aura itu juga menangkis serangan Velichia.
Membuat Velichia kembali mundur kebelakang.
Menjaga jaraknya dari aura-aura yang dingin itu.
"Tipe data elemen sangat menyebalkan" - Velichia.
Kabut yang sangat tebal tiba-tiba saja muncul diantara mereka berdua.
"Command ini..." kata Velichia yang sepertinya mengenal orang di balik command tersebut.
"cout << shadow slash" ujar seseorang.
Kilatan-kilatan cahaya tipis muncul dari balik kabut itu serta menyayat apapun yang di lewatinya biarpun itu hanya hembusan angin.
Terdengar juga suara sayatan cukup dalam sehingga Velichia berpikir kalau serangan kabut ini berhasil mengenai Feiss.
"Dia berhasil sekarang aku harus memanggil Glechia" batin Velichia.
"WUSSHH-tap!" seseorang muncul dari balik bayangan dan berdiri di samping Velichia.
"Huh syukurlah! Clay mantan istrimu muncul lagi, cepat selesaikan ini aku ma- coba perhatikan Veli" Clay memotong ucapan Velichia karna merasa ada yang janggal ketika melihat kabutnya mulai menghilang.
Terlihat sosok gadis tergeletak di sana. Orang-orang yang ada disana berpikir kalo itu Feiss. Tapi mereka seperti melupakan sesuatu.
Setelah kabut itu hilang Velichia langsung melesat menuju sosok yang tergeletak itu.
Dan langsung memeriksa keadaanya. Terlihat gadis itu hanya diam saja dengan tubuh terdapat sebuah sayatan besar di pundak kanannya.
"GLECHIA!!!" teriak Velichia.
.
.
.
"Baiklah Ekiva, Andre ini rinciannya sebuah pesta besar akan diadakan di ibukota seminggu lagi karna itu untuk memperbaiki misi sebelumnya yang gagal..." Aralyn melirik Andre dengan tatapan yang sinis.
Sementara Andre tersenyum sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"Klien kita menawarkan permintaan baru yakni misi pengamanan kecap menuju aula utama Pengadilan Ratu Violetta" - Aralyn.
"Kau serius Aralyn, bukankah pengawalan kecapnya telah berhasil infonya tadi kau bilang begitu" protes Andre.
"Eh, berhasil?" - Ekiva.
"Saat tadi pergi bersama Dr. Reco, notifikasi masuk mengatakan kalo misi telah diselesaikan distro lain. Tapi klien kita menawarkan permintaan yang baru" - Aralyn.
"Apa ada alasan dari permintaan baru itu?" - Ekiva.
"Dia hanya mengatakan demi keamanan" - Aralyn.
"Apa kubilang kan Ekiva? Sepertinya ia hanya iseng ingin menambah jumlah anggaran dari bossnya, kau mengerti maksudku kan? Permainan seperti itu siapa yang tidak mengerti?" perkataan Andre masuk akal. Bisa saja Brown hanya ingin menambah anggaran pengiriman saja atau mungkin...
"Menghabiskan anggaran yang tersisa dan menjadikan penawaran ini hanya sebagai alasan saja" Ekiva menyanggupi tangapan Andre sambil memberikan pendapatnya.
"Jadi secara tak langsung kasus korupsi?" - Aralyn.
"Menarik, sepertinya aku menyukai pekerjaan ini" - Ekiva.
"Aku akan melaporkan ini pada kapten Clay mungkin saja kasus korupsi ini ada hubungan dengan insiden corrupt data yang terjadi belakangan ini " - Aralyn.
"Owhh, jadi kita juga menangani kasus itu ya?" - Andre.
"Alasan distro Linear mencari user baru juga karna kita kekurangan orang untuk menangani kasus ini" - Aralyn.
"Baiklah kalo begitu Ekiva dan Andre sebagai perwakilan kapten Clay aku meminta kalian untuk menjalankan misi ini. Catat apapun yang ada dan buat laporannya kepadaku beserta kapten Clay" - Arlayn.
"Runnis" jawab Andre dan Ekiva serentak.
"Ohiya Andre..." panggil Aralyn.
"Iya?" jawab Andre.
Aralyn melemparkan sebuah flasdisk kepada Andre.
"Flaskdisk itu berisi buku manual dan dokumen lainnya jika ada yang kurang kau bisa tanya aku" - Aralyn.
"Bukannya tadi sudah, seperti inikah kau menyindirku Aralyn..."
Tak memperdulikan Andre, Aralyn berjalan menghampiri Ekiva. Lalu tersenyum kearahnya.
"Ini untukmu Ekiva, didalamnya juga terdapat dokumen penting tolong jangan buat kesalahan di hari pertamamu ya" ujar Aralyn sambil memberikan flasdisk itu kepada Ekiva.
"Eh, baiklah terima kasih Aralyn" jawab Ekiva sambil membalas senyuman Aralyn.
Andre hanya melihat pemandangan itu dengan tatapan jengkel.
"Aku tak tahu apa yang terjadi diantara kalian, tapi kalo mau pacaran bisa nanti saja kan" ledek Andre.
Menyadari sesuatu reflek membuat Ekiva dan Aralyn saling menjauh.
"Huhhh Andre, bilang saja kau iri atau kau juga suka padaku?" - Aralyn.
"Hei, siapa bilang aku suka padamu" protes Ekiva sambil menoleh ke arah sesuatu.
"Aku juga tak bilang suka sama kamu perbaiki pendengaranmu itu bodoh" - Aralyn.
"Aralyn!!!" - Ekiva.
"Hohoho, maaf saja Aralyn aku akui kau memang menarik minatku tapi maaf saja hatiku telah lama memilih seseorang jadi lain kali sa-BUUK" belum menyelesaikan kalimatnya Andre jatuh tersungkur setelah dilempar sesuatu oleh Aralyn.
"Sudahlah cepat pergi sana syuhh syuhh" ujar Aralyn.
"Yaa baiklah kami pergi... Ayo bangun dasar payah kau ini" sahut Ekiva dengan nada malas sambil mengangkat Andre.
Mereka berdua nampak telah menuju pintu keluar dengan Aralyn menyaksikan keberangkatan mereka dari belakang dan semburat senyum manis terukir di wajahnya.
Sementara tanpa disadarinya Scanna sendiri menyaksikan tingkah laku ke tiga orang itu. Tapi disaat melihat senyuman Aralyn ini raut wajah Scanna yang awalnya biasa saja berubah menjadi ekspresi dingin dan langsung pergi menyusul Ekiva.
.
.
.
Ekiva dan Andre masih ada disekitaran Pengadilan Ratu Violetta dan tengah berjalan menuju lokasi misi.
Mereka tengah mengobrol ringan dengan Andre yang terus membuat cerita lucu.
Di saat tengah asik mengobrol tersebut ada seseorang yang tak sengaja menabrak Ekiva dari arah berlawanan.
"Breukk!!!"
"A~ maaf-maaf, ini salahku" kata orang itu.
Orang itu keliatannya juga ver-hori dengan rasnya sendiri faunacs suku manusia-serigala.
"Tak perlu dipikirkan kawan" jawab Andre sambil tersenyum lebar.
Sementara Ekiva melihat tingkah Andre hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
"Huh, Andre... Andre...
Tenang saja bukan masalah yang besar tapi kenapa kau terburu-buru?" - Ekiva
"Owh lidaku kelu, aku mau pergi ke UKS" jawab orang itu.
"Dr. Reco?" - Andre.
"Ya" jawab orang itu singkat.
Orang itu kemudian seperti memperhatikan Ekiva dan Andre dengan lebih mendetail.
"Kalian berdua ver-hori baru ya?" tanya orang itu.
"Ah iya kami-" disaat Andre hendak menampilkan informasi data dirinya lewat device ver-horinya Ekiva mencegahnya.
"Eh, kau kenapa?" - Andre.
"Bukannya kita tak boleh sembarangan menunjukkan lencana kita? Meskipun ke sesama ver-hori? Kalo di kantor tadi aku mekmaluminya dan lagipula aku percaya denganmu dan juga Aralyn" - Ekiva.
"Sepertinya kau cukup ketat juga ya? Tapi tak masalah karna ver-hori memang harus lebih cerdas dalam hal proteksi.
Maaf jika kurang sopan kita gunakan metode tradisional saja...
Salam kenal namaku Gra Serigazz dari faunacs suku manusia-serigala kalian bisa memanggilku Serigazz saja salam kenal ya..."
"Ah, aku Andrea Spalda dari ras humanist dan ini temanku Ekivaken Evlo dari ras humanist juga maaf ya dia masih belum terbiasa dengan orang baru dan sebetulnya ini memang hari pertamanya"
"Hei, bukannya ini juga hari pertamamu?"
"Hohoho, hari pertama misi kedua kawan ingat itu"
"Hari pertama misi kedua?"
"Orang ini gagal di misi pertamanya karna itu dia dapat misi hukuman bersamaku"
"Oi, siapa bilang ini hukuman... Ekiva kau sungguh hiks-hiks"
"Sudahlah hentikan itu ohiya maaf kalo tadi sikapku kurang sopan Serigazz"
"-"
"Serigazz apa kau baik-baik saja? Wajahmu membiru"
"Wuushhh" Serigazz berlari dengan sangat cepat meninggalkan Ekiva dan Andre yang mematung disana.
"Sepertinya salah kita menghentikan dia disaat yang tidak tepat"
"Lain kali kita ajak dia makan mie ayam"
"Aku mau mie instan saja"
"Sayangi lambungmu kawan"
.
.
.
Scanna tiba terlebih dahulu di tempat pertemuan klien Ekiva dan Andre. Tanpa perlu menggunakan kordinat Scanna bisa langsung tau lokasi tersebut sebab ia memiliki semacam koneksi data dengan Ekiva meskipun tidak selalu.
Dan koneksi itu baru bisa diakses jika Ekiva sendiri juga mengizinkannya.
Terlihat Brown sudah ada disana dengan posisi menyender pada sebuah tembok sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Jadi kau orang yang bernama Brown itu ya? - Scanna.
"Nona Scanna, hormat saya" jawab Brown sambil memberikan gestur hormat pada Scanna.
"Jadi ayah yang memberikan permintaan misi pada Ekiva? Untuk tujuan apa?" - Scanna.
"Anda bertanya sama seperti Liev saja" - Brown.
"Liev? Owh si anggota cabang itu ya" - Scanna.
"Jadi Liev Liva masih termasuk anggota klan Circleblack?" - Brown.
"Tidak, leluhurnya sejak dulu telah mengabdi pada klan kami Vaashken" - Scanna.
"Owhh jadi begitu, berarti saya memang tidak salah mengirim permintaan pada mereka sebelumnya apa perlu saya jelaskan detailnya" - Brown.
"Tidak nanti aku bisa tanya sendiri, lagipula aku disini hanya ingin memastikan klien dari Ekiva sebab ini misiku kau tau kan?" - Scanna.
"Akan saya sampaikan ke Master kalo anda menjalankan misi dengan sangat baik" - Brown.
"Tidak perlu aku hanya ingin melakukannya dengan caraku sendiri dan lagipula aku tak terlalu peduli dengan apa yang akan dia lakukan sebab itu urusan Ekiva dan kawannya yang bodoh itu" - Scanna.
"Huhu maaf bukannya anda sedikit kasar?" - Brown.
"Masa bodo, lagipula Ekiva juga bodoh" sahut Scanna diikuti ia yang langsung lenyap kedalam bayangan.
Tak berselang begitu lama Ekiva dan Andre pun sampai.
"Hei, jadi kau klien itu ya? Sebelumnya maaf aku mengacaukannya" - Andre.
"Tidak masalah, lagipula aku sudah meminta penggantinya" - Brown.
"Syukurlah" - Andre.
"Huh, kasihan" - Ekiva.
"Apa kau bilang Ekiva!!!" - Andre.
"Jadi kau yang memberikan permintaan?" - Ekiva.
"Ya, perkenalkan namaku Brown karna keliatannya kita seumuran jadi tak perlu terlalu formal ya santai saja" - Brown.
"Sepertinya kau cukup peka juga ya tanpa perlu menegur langsung kau bisa menyadarkanku tentang tata krama" - Ekiva.
"Ekiva kau ini... Kenapa selalu mengajak ribut orang yang pertama kali kau temui si?" protes Andre dengan nada jengkel.
"Ini prosedurku Andre. Aku tak mau misi pertamaku gagal kalo kau aku tak peduli" balas Ekiva.
"Cukup omong kosongmu itu mari kita buktikan saja siapa yang berhak mengatur disini" tantang Andre.
"Aku sepemikiran denganmu... Ayo kita coba saja" Ekiva mengiyakan tantangan Andre.
"Kalo begitu aku jadi wasitnya ya, karna aku yang memberikan misi ini aku ingin melihat sejauh mana kemampuan orang yang aku sewa ini"
tawar Brown.
"Bahasamu halus tapi menusuk Brown" - Ekiva.
"Owhh, maafkan aku haha baiklah kalian mau tanding dimana?" - Brown.
"Disini saja Brown, aku mau membernarkan mulut si pintar itu" - Andre
"Aku tersanjung dengan pujianmu berarti kau adalah kebalikan dariku si pintar ini" - Ekiva.
"Dasar sombong" - Andre.
Pada akhirnya Andre tak tahan lagi dengan sikap Ekiva sementara Ekiva merasa Andre hanya menghalangi caranya dan harus diberikan pemahaman.
Sementara Brown antusias menyaksikan pertarungan dua ver-hori baru ini.
Brown langsung berdiri ditengah-tengah mereka berdua dan menyampaikan aturan pertandingan.
"Aku tak tahu aturan apa yang berlaku di ver-hori tapi aku akan gunakan aturan umum saja, bertarunglah sampai musuhmu bilang... menyerah" - Brown.
"Baik" - Ekiva.
"Aku tak butuh aturan untuk melawannya" - Andre.
"Baiklah... Mulai!" - Brown.
Ekiva mengambil inisiatif duluan dengan menyerang Andre terlebih dahulu.
Dia langsung melesat dan langsung melancarkan tendangan keras kearah Andre.
Namun Andre dapat menahannya dan mengambil kesempatan memutar lalu melakukan serangan jotos sambil membelakangi Ekiva.
"Beuhghhh!!!"
Serangan jotos Andre sukses mengenai punggung Ekiva.
Ekiva terkejut dengan serangan Andre sehingga tak sempat mengambil tindakan untuk menghadapi serangan Andre berikutnya.
Kesempatan ini tentu tak disia-siakan Andre ia langsung melancarkan serangan beruntun kepada Ekiva tidak diberikan kesempatan sedikitpun untuk Ekiva bertahan.
"Bam, bam, beughh, krckk-" suara pukulan dan tendangan Andre yang bertubi-tubi menghantam tubuh Ekiva dengan sempurna.
Setelah melancarkan serangan beruntun Andre langsung mengambil inisiatif memfokuskan data pada telapak kakinya dan menghempaskan Ekiva kearah tembok dengan tendangan yang sangat kuat.
Ekiva terhempas kearah tembok dan tenpendam didalamnya sampai-sampai tembok itu retak disekelilingnya.
Sementara Andre masih dalam keadaan tenang dan stabil.
"Sepertinya dia sudah kalah Brown" - Andre.
"HAHAHAHAHAH!!!! ANDRE KAU MEMANG BODOH TAPI KAU SUNGGUH MENYENANGKAN!!!" teriak Ekiva.
"Wushhhh- BEUGHHHH!!!!" dengan kecepatan yang sangat tinggi Ekiva melesat dan menghantam Andre dengan pukulan yang sangat kuat sampai-sampai membuat kepalanya terpendam ketanah.
Berpikir Andre telah tamat ternyata Andre langsung menghentakan kakinya dan memaksa dirinya langsung bangun dari posisi itu.
Dan tanpa basa basi langsung melancarkan serangan kepada Ekiva.
Mereka pun akhirnya saling jual beli serangan dengan terkadang Ekiva yang terkena serangan kadang pula Andre lah yang terdesak.
"Melihat kemampuan Ekiva nampaknya dia masih kurang kemampuan strategi bertarung saja" batin Brown.
Lalu ia melihat ke arah Andre dengan seksama.
"Yaa, kemampuannya juga lumayan" - Brown.
Senyuman sumringah nampak terpantri di wajah Ekiva.
Darah segar terlihat mengalir dari mulutnya.
"Kukukuku~" Ekiva tertawa menyeringai.
"Sialan kau! Sudah lama aku tidak merasakan gairah pertarungan seperti ini!!!" - Ekiva.
Serangan Ekiva bertambah cepat nan brutal namun terlihat tidak terarah.
Andre menyadari hal itu dan mengatur rencana dengan hanya menerima serangan Ekiva saja sambil sesekali memberikan serangan juga.
Cukup lama mereka saring jual beli serangan hingga akhirnya Ekiva sampai pada titik dimana serangannya mulai melemah.
Andre melihat momen itu dan langsung menaikan tempo serangannya bahkan 5 kali lipat lebih cepat dan kuat dari Ekiva.
Posisi sekarang berbalik dari yang awalnya Ekiva mendominasi sekarang justru Andre lah yang menguasai pertarungan.
Ekiva lengah, sehingga hujaman-hujaman pukulan dan tendangan nan cepat dari Andre menghantam tubuh Ekiva dengan mulusnya.
Di saat Andre telah siap melancarkan tinju terakhirnya.
Ia mendadak menghentikan tinjunya tepat dihadapan wajah Ekiva.
Sementara Ekiva dengan keadaan babak belurnya itu menatap Andre dengan tatapan menghina.
"Sialan kau~haha" ujar Ekiva diikuti tubuhnya yang ambruk dan dengan sigap ditangkap Andre.
"Aku sudah memperingatkanmu" - Andre.
"Prokk...prokk...prokk" Brown bertepuk tangan dengan elegan.
"Pertarungan yang bagus aku selalu meyakini jika orang baik ataupun naif tak selamanya lemah bukankah begitu? Perwaris terakhir klan pendekar pedang Spalda?" - Brown
.
.
.
Bersambung...