表示調整
閉じる
挿絵表示切替ボタン
▼配色
▼行間
▼文字サイズ
▼メニューバー
×閉じる

ブックマークに追加しました

設定
0/400
設定を保存しました
エラーが発生しました
※文字以内
ブックマークを解除しました。

エラーが発生しました。

エラーの原因がわからない場合はヘルプセンターをご確認ください。

ブックマーク機能を使うにはログインしてください。
DATA:WAR「データ戦争」- Volume 1  作者: フラタマ
4/8

裁判での一本の醤油

データを生命の源泉とするファンタジー世界の物語を語る短編小説であり、プログラミング言語はそのデータを使用するための媒体です


この短編小説はインドネシア語を使っているので、この物語を日本語に翻訳するのを手伝ってくれる友人がいるととてもありがたいです。


そうそう、ちなみにこの物語は自分で書いたので、ここに公開したらこの話は面白いだろうと思いました。少なくとも私はこの話についてもう幻覚を起こす必要はありませんハハハ。(正直なところ、この話も気まぐれです)


さて、あなたがこの物語を翻訳することに興味があるなら、それは問題ありません。


ありがとうございました。


 Halo semuanya para readers yang budiman hehehe


 Aku di penggalan singkat ini ingin menginfokan mulai chapter 4 ini aku akan ganti istilah memasukan command dengan mengetik command atau mengetik aja supaya lebih simpel


 Oh ya jadi di dunia Data War ini kalo mau menggunakan data harus melakukan command dulu kan... Nah pasti bingung ngetiknya dimana?


 Akan dijelaskan di chapter ini


 Enjoy yaa...


 .

 .

 .


 Senja belum sepenuhnya berakhir. Kendati matahari telah terbenam. Namun ufuk barat masih dihiasi cahaya jingga diikuti gelapnya langit dari ufuk timur berhiaskan bintang-bintang yang berkilauan.


 Angin berhembus menerpa surai perak orang itu.


 Setelah bertemu dengan Proffesor Logares dengan maksud meminta izin merekrut Ekiva.


 Meninggalkan Kastil Vaashken dia lantas kembali ke tempat di mana ia mengerjai Aralyn.


 Ya, Clay kembali ketempat ia berdiri tadi pagi. Di sebuah torent air dekat dengan restoran Mie Ayam tempatnya dan Aralyn makan tadi.


 Posisi torrent itu cukup tinggi sehingga ia dapat melihat area sekeliling dengan cukup jelas termasuk ke arah matahari terbenam.


 Panorama yang sangat indah.


 "Clay, Feiss. Sedikit lagi aku akan membersihkan nama kalian" - Clay.


 .

 .

 .


 Pagi hari yang cerah dengan birunya langit bersih tanpa adanya awan.


 Pasalnya hari ini adalah puncak musim panas dimana suhu nanti siang akan menjadi sangat menyulitkan bagi orang-orang dari daerah Snopyra.


 Sebuah daerah dengan Pyramid Salju.


 "Ekiva, pikirkan lagi keputusanmu" - Scanna


 Ya, karna insiden kemarin sore Ekiva hampir pingsan. Di sisi lain sebenarnya Scanna berbohong ke ayahnya kemarin.


 Akhirnya Ekiva menginap di Kastil Vaashken.


 "Aku ingin hidup tenang Scanna, mungkin juga dengan menjadi Ver-Hori bisa menemukannya" - Scanna


 Saat ini di sebuah ruangan kesehatan ia tengah berdebat dengan Scanna, perihal rencananya menjadi Ver-Hori.


 "Ekiva! Aku kan sudah bilang lupakan hal itu, jangan gunakan datamu lagi kau beruntung aku yang ditugaskan ayah mengawasimu" bentak Scanna.


 "Lalu... Jika aku mengurungkan niatku bergabung, apa kau juga akan berhenti?" - Ekiva.


 Mendengar ucapan Ekiva, Scanna sedikit terkejut.


 "Aku menyadarinya setelah percakapan kita di Jembatan Rivercent kemarin... Sepertinya kau sedang melakukan sesuatu" - Ekiva.


 "Cukup sampai di situ. Baiklah aku menyerah tapi jika pada akhirnya bergabung dengan Ver-Hori membuatku repot, aku tak akan memperdulikanmu lagi" ujar Scanna sambil meninggalkan ruangan menuju lorong kastil.


 "Kenapa semua laki-laki itu egois" ujar Scanna berjalan di lorong Kastil Vaashken.


 "Ya, ya, ya. Dasar perempuan" - Ekiva


 Mereka tak menyadari kemiripan diantara mereka berdua yang kalo pun mereka menyadarinya apakah itu bisa membentangkan layar kapal untuk berlayar?


 Ekiva melirik kearah jendela di sisi dari ruangannya.


 Cahaya matahari menyapa wajah Ekiva lewat jendela itu.


 Sedikit menaikan moodnya untuk hari ini, meski terlihat jelas senyum di wajahnya itu tak menunjukkan arti bahagia sama sekali.


 "Baiklah, mungkin aku harus mencobanya" - Ekiva.


 .

 .


 "Andre bangun, sampai kapan kamu mau tidur!" teriak seorang gadis sambil mengguncang-guncang tubuh Andre.


 "Sebentar lagi Lilia, mataku belum memberikan kata setuju" jawabnya.


 Gadis yang dipanggil Lilia ini terus menerus mengguncang tubuh Andre sambil meneriakinya.


 Tapi Andre sama sekali tak merespon hal itu malahan semakin terlelap mengejar mimpinya.


 Tak habis akal Lilia pun melakukan sedikit aksi usil.


 "Awww!!!" - Andre.


 "Hihihi" cekikik Lilia.


 "Liliac! Kau sudah berjanji tak akan mencabut bulu kakiku lagi!" - Andre.


 "Bangun pagi! Jika bulu kakimu tidak ingin dicabut!" jawab Lilia ketus sambil meninggalkan Andre.


 "Aaaa-" - Andre.


 Entah apa yang sedang ia lakukan menggerak-gerakan anggota tubuhnya secara tidak jelas sambil bersuara aneh.


 Setelah itu pandangannya mengarah kearah jam digital lengkap dengan kalender dan prakiraan cuaca di dalamnya.


 Terlihat di sana gambar matahari dengan tulisan cerah 1000% ditambah emoticon custom wajah Andre mengangkat tangan gestur memberi semangat.


 "Hoamm!" Ia menguap dan melakukan perenggangan.


 "Yaps nyawa sudah terkumpul... hari ini waktunya berkumpul!" teriak Andre dengan penuh semangat.


 Lalu ia berjalan meninggalkan kamarnya.


 .

 .


 Andre telah selesai bersiap-siap dan sekarang menuju kearah meja makan.


 Terlihat meja makan itu memiliki 3 kursi dengan salah satu kursi kosong sementara yang satunya lagi diduduki Lilia.


 Andre sedikit keheranan setelah melihat kursi yang kosong itu.


 "Eh? Nyonya kemana?" - Andre.


 "Nyonya bilang mau menagih uang kontrak bulanan si Penunggak itu" - Lilia.


 "Bukannya kemarin sudah? Si Penunggak dan Pemuja Mie Instan itu adalah orang yang sama kan?" - Andre.


 "Entahlah... Nyonya bilang: Haha... Ya, mungkin orangnya sama tapi uangnya berbeda begitu katanya" - Lilia.


 Mendengar itu Andre sedikit merinding meskipun alis matanya naik sebelah. Menunjukan ekspresi bingung tapi merinding.


 "Aku tak bisa membayangkan jika ada di posisi itu" - Andre.


 "Ya, orang itu kurang beruntung saja dijadikan lumbung uang oleh Nyonya" - Lilia.


 "Hati-hati loh, bisa saja Nyonya meletakan alap penyadap suara disini sehingga bisa mendengar perkataanmu tadi" - Andre.


 "Tenang saja Andre, Nyonya tidak akan marah karna dia sendiri mengakui memiliki sifat licik" ujar Lilia sambil membayangkan wajah Nyonyanya saat tersenyum licik.


 "Hehe, Nyonya orangnya memang seperti itu walaupun begitu ia tetap mengizinkan kita tinggal di rumahnya ini" - Andre.


 Entah kenapa suasana yang ceria tadi mendadak menjadi emosional setelah perkataan Andre barusan.


 "Ini terjadi saat aku berusia 3 tahun. Aku beruntung saat bencana Yellow Night Nyonya sedang ada di Kampung Halamanku Pertambangan Stonewall dan menyelamatkanku. Ya, meskipun pada akhirnya aku kehilangan seluruh keluargaku saat peristiwa itu" ujar Lilia dengan nada sedih.


 "Ah, iya" - Andre.


 Andre sedikit menyesal membahas topik ini, karna ia tahu Lilia pasti akan sangat sedih jika mengingat kembali kampung halaman dan keluarganya.


 "Andre sendiri ditemukan Nyonya saat berada di Tebing Vampire kan? Bukan maksudnya menghina rasmu namun setahuku sangat langka sekali ada Humanist berada di tebing itu" - Lilia.


 "Ah, yaa aku tidak bisa mengingatnya Lilia karna saat itu berusia 3 tahun sama sepertimu hehe-" ujar Andre sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya yang tidak gatal.


 Mendengar itu Lilia seperti tidak terima seraya menggembungkan pipinya.


 "Huuhhh, lagi-lagi kau menghind-Ah hanya satu hal yang kuingat" Andre memotong ucapan Lilia.


 "Aku hanya ingat saat pertama kali dipertemukan denganmu oleh Nyonya. Aku kira Nyonya akan menikahkan kita berdua di masa depan" - Andre.


 "Dan sekarang bagaimana?" - Lilia.


 "Tentu saja" - Andre.


 "Ihh, menjijikkan!" kata mereka berdua.


 "Aku tak bisa membayangkannya sejak kecil tinggal serumah denganmu bukannya itu tak lebih seperti saudara" - Andre.


 "Benar, benar. Apalagi aku tau kebiasaan burukmu" - Lilia.


 "Hey! Kenapa jadi menjatuhkanku" protes Andre.


 "Ya, Andre aku sendiri tak bisa membayangkannya sebab aku mengakui kalo kau itu cukup tampan dan ideal sebagai pasangan tapi dari sudut pandangku kau itu tak lebih dari sekedar saudara" - Lilia.


 "Tentu aku juga punya pendapat yang sama sepertimu. Akan menjadi sangat aneh saat kita berdua menikah-"


 Tiba-tiba di pikiran mereka muncul bayangan jika mereka berdua menikah di masa depan.


 Langsung saja mereka berdua menggeleng-gelengkan kepalanya.


 "Ya, pembahasan ini cukup tabu sebenarnya" - Andre.


 "Pada dasarnya kita memang tak bisa menikah, karna pernikahan antar ras itu dilarang" - Lilia.


 "Kau tau, aku punya beberapa kenalan Dwarfin yang cukup baik kurasa beberapa dari mereka ada yang cocok denganmu" - Andre.


 "Ahh, sudahlah lagipula aku juga sudah bilang ke Nyonya tidak ingin langsung menikah. Aku mau jadi Ver-Hori dulu" - Lilia.


 "Setelah itu di Ver-Hori menemukan Dwarfin yang cocok dan langsung menikah?" - Andre.


 "Tepat sekali, saudaraku!" kata Lilia sambil mengedipkan sebelah mata dan menunjuk Andre.


 "Yaa, tidak salah juga menurutku" - Andre.


 "Kau sendiri? Masih mau jadi perwira tinggi militer?" - Lilia.


 "Tentu saja! Aku akan buktikan bahwa si sebatang kara ini bukanlah orang lemah yang harus terus dikasihani. Aku akan mengubah nasibku sendiri" - Andre.


 "Padahal nasibmu sendiri telah diselamatkan Nyonya" cibir Lilia.


 "Ugh!- Diam!" - Andre.


 "Ahh baiklah, ayo makan cepat berhentilah mengoceh!" - Lilia.


 "Oke, oke" - Andre.


 Andre dan Lilia pun menyantap hindangan mereka berdua sambil mengobrol santai juga.


 Ya, mau dilihat dari sudut pandang manapun semua orang tentu saja setuju mereka berdua itu lebih condong jadi saudara daripada sepasang pasangan.


 Belum lagi budaya dan kepercayaam di negara Logia Gate ini melarang pernikahan antar ras, tentu saja kemungkinan mereka berdua menikah itu akan sangat mustah- "Eh, suara siapa itu?" - Andre.


 "Sepertinya telingamu yang rusak, aku tak dengar apa pun" - Lilia.


 "LILIAC! KAU MENYEBALKAN!" Andre.


 Maaf Andre aku terlalu banyak bicara.


 Huuh~


 .

 .

 .


 "Jadi, kamu mau pergi sekarang?" - Pelayan Perempuan.


 "Ya, maaf lagi-lagi merepotkan kalian berdua" - Ekiva.


 "Aku sudah bilang, anggap saja kami kakakmu tidak bahkan sejak di Kamp kita semua adalah keluarga" - Pelayan Laki-Laki.


 "Dia benar Ekiva, tak peduli sejauh mana kita berpisah. Ex-Res tetaplah keluarga" - Pelayan Perempuan.


 Mendengar itu Ekiva tersenyum lebar bahkan sampai giginya juga terlihat.


 "Kalimat itu terlarang, kamu juga tau itu kan kak? Hehe" - Ekiva.


 "Kami harap dengan menjadi Ver-Hori, kamu bisa segera menemukannya. Scanna juga bilang begitu tadi" ujar Pelayan Perempuan sambil sedikit melirik ke arah tempat Scanna bersembunyi.


 Tiba-tiba saja sebuah tong sampah di tempat Scanna bersembunyi terjatuh.


 "Hihihi" - cekikik Pelayan Perempuan.


 "Huuh, kamu ini" ujar Pelayan Laki-Laki sambil menepuk jidatnya.


 Sementara Ekiva menunjukan ekspresi polos seolah tidak mengerti apa-apa.


 Jadi saat ini Ekiva kembali ke tempat kemarin guna berpamitan dengan kedua pelayan dari Ras Oceanian yang kebetulan kenalannya di Kamp Restorasi.


 Daripada disebut kenalan dilihat dari interaksi mereka, mereka tak lebih seperti kawan lama yang bersua kembali.


 Pelayan Perempuan semalam menangis sejadi-jadinya saat bersama Scanna merawat Ekiva di ruang kesehatan sementara Pelayan Laki-Laki hanya bisa berusaha memalingkan wajahnya karna tak ingin melihat hal yang sangat menyakitinya. Duduk selonjoran di lorong sambil bersandar pada tembok ruangan Ekiva mendengar tangisan sedih Pelayan Perempuan.


 Kejadian kemarin malam bisa menggambarkan seberapa dekatnya hubungan mereka di masa lalu.


 Pelayan Laki-Laki berjalan menghampiri Ekiva lalu memegang ke dua pundaknya.


 "Ingat Ekiva, jika kau benar-benar butuh bantuan jangan ragu memanggil kami" ujar Pelayan Laki-Laki.


 "Kami akan membantumu" - Pelayan Perempuan.


 Ekiva tersenyum semakin lebar.


 "Aku tau hanya dengan bertemu kalian bisa membuat bahagia" - Ekiva.


 "Baiklah, aku pergi dulu ya!" - Ekiva.


 Lalu ia menoleh ke arah tempat Scanna sembunyi.


 "Kau ingin tetap mengawasiku dari tempat kotor itu atau berjalan bersama saja Scanna" tawar Ekiva.


 "BERISIK!" - teriak Scanna


 "Pfftt... Hahaha" Ekiva tertawa lepas.


 Ekiva pun pergi meninggalkan Kastil Vaashken bersama Scanna yang mengikutinya secara sembunyi-sembunyi.


 Tentu saja melihat hal itu ke dua pelayan hanya bisa keheranan.


 "Eumm Scanna, lebih baik jalan bersama saja kan?" - Pelayan Laki-Laki.


 "Ya, ya, ya. Aku tau lagipula inikan juga rumahku. Terserahku mau melakukan apa" jawab Scanna ketus.


 Scanna pun juga meninggalkan tempat itu menyisakan ke dua pelayan di sana.


 Berdiri melihat ke dua bayang-bayang Ekiva dan Scanna semakin lama semakin lenyap dari pandangan mereka.


 "Benar-benar mirip ya. Aku harap mereka berjodoh seperti kita" - Pelayan Laki-Laki.


 Semburat merah muncul di wajah Pelayan Perempuan.


 "Ah, iya kamu benar" - Pelayan Perempuan.


 Suasananya jadi canggung.


 .

 .

 .


 Saat ini Ekiva sedang berjalan menuju Pengadilan Ratu Violetta.


 Tempat dimana kantor-kantor distro militer berada.


 "Menurutmu apa aku harus pulang dulu?" - Ekiva.


 "Kurasa tidak" - Scanna.


 Pada akhirnya Scanna jalan bersamaan dengan Ekiva.


 Mungkin jika kedua pelayan itu jika melihat momen ini mereka akan bilang "Kubilang juga apa!" begitu.


 Pikirku.


 "Tadi Ayah juga menitipkan pesan padamu" - Scanna.


 "Oh ya? Apa pesannya" - Ekiva.


 "Terserah padamu" - Scanna.


 "Iya, karna itu aku tanya apa pesannya!?" tanya Ekiva lagi sedikit jengkel.


 "Kenapa setiap kali ngobrol denganmu, selalu memancing emosi!" - Scanna.


 "Itu karna kau selalu berpikiran negatif tentangku" - Ekiva.


 "Menyebalkan! Baiklah aku pergi!" - Scanna.


 Yang lantas menghilang dari peredaran sekitar Ekiva dengan begitu cepatnya.


 "Ahh, dia marah lagi" kata Ekiva dengan nada keheranan.


 Ekiva kembali berjalan yang lalu berpapasan dengan seseorang yang cukup familiar.


 "Orang itu apa aku pernah melihatnya ya kemarin?" - Ekiva.


 Orang itu berjalan sedikit linglung seperti orang yang kebingungan.


 Tapi sorot matanya itu kosong.


 "Mungkin hanya perasaanku saja" - Ekiva.


 Setelah berpapasan cukup jauh dengan Ekiva, orang yang linglung itu masuk kedalam toko tempat pasangan beda ras yang ingin menikah kemarin.


 Sebenarnya Ekiva melewati jalan yang sama dengan jalan yang kemarin.


 Setelah berjalan cukup lama akhirnya Ekiva...


 "Sampai juga, Pengadilan Ratu Violetta. Terakhir kali kesini saat aku mendapat hukuman"


 Pengadilan Ratu Violetta sebuah bangunan besar mirip kuil-kuil kuno namun disekitarnya berdiri bangunan-bangunan semi-modern yang sepertinya adalah kantor dari Distro Militer dan rumah dinas staff pemerintahan.


 Bangunan ini juga merupakan tempat tinggal dari Administrator yang merupakan pemimpin tertinggi di negara ini beserta petinggi-petinggi dan pejabat militer lainnya.


 Sebelah kiri area ini adalah milik Tentara Horizontal sementara sebelah kanan adalah milik Prajurit Vertikal.


 "L-I-N-E-A-R nah, kurasa bangunan yang itu" - Ekiva.


 Ekiva berjalan santai menuju sebuah bangunan bertuliskan Linear tepat berada di pinggir sebelah barat Pengadilan.


 Menikmati suasana hari ini dengan begitu santai melupakan beberapa poin masalah yang mungkin sedang dialaminya.


 "Sudah kubilang bukan yang ini Andre!!!" protes seseorang.


 "Huh, ada ribut-ribut apa ya?" - Ekiva.


 "Apa sebaiknya kita masuk?" - Ekiva.


 Sorot matanya mengarah kearah semak-semak karna dia yakin ada seseorang bersembunyi disana.


 Semak-semak itu pun bergerak-gerak tak normal.


 "Okelah kalo begitu, aku masuk" - Ekiva.


 "Ck-" - Suara decak lidah dari balik semak-semak itu.


 "Lagipula untuk apa bersembunyi sampai seperti itu Scanna" batin Ekiva.


 .

 .

 .


 Ekiva memasuki sebuah lobby yang nampak cukup tertata rapih tapi dengan cukup banyak orang hilir mudik disana. Namun bukan keramaian ini yang jadi tujuannya.


 "Tapi nona Aralyn... Kau bisa melihatnya kan? Botol ini juga berwarna hitam" - Andre.


 "Aku tau Andre... Tapi yang jadi permintaan itu adalah pengiriman kecap bukan cincau!" - Aralyn.


 "Eh, ada apa ini?" Ekiva tiba-tiba datang memotong pembicaraan.


 "Owhh, kamu akhirnya datang juga Ekiva. Jadi ini ada permintaan pengiriman paket kecap. Andre yang ada di sebelahmu ini mendapat misi untuk mengawalnya" - Aralyn.


 "Lalu?" - Ekiva.


 "Dia salah memilih gerobak lalu malah mengawal rombongan petani cincau dan coba menipuku dengan memasukan cincau ini kedalam botol" - Aralyn.


 "Tapi cincau bentuknya panjangkan dan teksturnya seperti jelly?" - Andre.


 "Mungkin yang kau minum itu Es Cincau biasa, sementara yang ini cincau bentuk cair. Biasanya untuk bahan tambahan pada minuman atau makanan" - Ekiva.


 -Hening sejenak-


 "Owhh... Begitu ya? Aku salah rupanya hahaha" - Andre.


 "Orang ini kenapa ya" batin Ekiva dan Aralyn bersamaan.


 "Biarpun ini misi pertamamu denda tetaplah denda. Gaji pertamamu akan kami potong!" tegas Aralyn.


 "Ah tidak, gaajiikuuu~" - Andre.


 "Yaa ampun, santai saja kawan nanti kutraktir Mie Ayam" - Ekiva.


 "Sungguh...?! Terimakasih teman... Terimakasih..." ujar Andre sambil merangkul bahu Ekiva.


 "Yaa, yaa tapi jangan merangkulku seperti ini juga" protes Ekiva.


 "Oh, jadi semuanya sudah berkumpul" Clay datang sambil membawa sebuah botol.


 "Kapten" - Aralyn.


 "Ya, aku disini dan ini" ujar Clay sambil melempar botol itu kearah Ekiva.


 Sontak saja Ekiva dengan sigap menangkapnya.


 "Kecap Hallway? - Ekiva.


 "Hadiah selamat datang untukmu karna telah memutuskan pilihan yang bagus. Kupikir kecap itu akan sedikit menambah cita rasa mie instanmu" - Clay.


 "Kecap pabrik tetap yang terbaik! Menambahkan bumbu lain kedalam mie instan itu ada sebuah penyesatan" - Ekiva.


 "Kalo begitu buat aku saj-" Andre coba mengambil botol kecap itu.


 Tapi dengan reflek Ekiva mendekap botol itu dan menghalangi Andre.


 "Tapi... Kecap ini juga bisa jadi makanan darurat. Karna itu aku ambil" - Ekiva.


 Semburat kesal terlihat di jidat Andre.


 "Hahaha... Andre seharusnya kecap itu jadi milikmu. Yaa, tapi tenang saja percobaan pertama memang selalu ada masalah. Karna itu perbaiki terus kinerjamu ya! tata~" ujar Clay sambil melenggang pergi.


 "Jadi tuan Clay tak memberikanku sesuatu yang penting hari ini?" - Ekiva.


 "Maafkan aku harusnya kapten mengawasi masa orientasi pertamamu kan? Tapi sepertinya para petinggi memanggilnya karna itu sebagai gantinya aku atau Andre yang akan menemanimu" - Aralyn.


 "Hah! Tapi ini kan baru hari pertamak-" "Kurasa orang ini saja deh. Sepertinya kamu sedang banyak pekerjaan ya?" potong Ekiva sambil menepuk pundak Andre.


 "Ah, kamu tidak perlu-" "Pilihan yang bagus Ekiva. Dengan ini kita tak menggangu jam kerja nona Aralyn" potong Andre sambil sedikit menaikan alisnya.


 Aralyn memberikan ekspresi jengkel.


 "Bilang saja kalian tak ingin aku bolos" - Aralyn.


 "Haha, ketahuan ya!" Andre.


 "Baiklah Ekiva, sebelum mulai orientasi mewakili kapten kuucapkan selamat datang di Distro Linear" - Aralyn.


 "Ya, aku tersanjung... Terimakasih" - Ekiva.


 "Perlu kamu ketahui sebagai pengetahuan awal. Distro adalah lembaga khusus dibawah kepemimpinan ver-hori. Dengan bergabung ke distro maka secara otomatis kamu juga menjadi ver-hori. Bila ver-hori untuk masalah militer maka distro untuk masalah pelayanan masyarakat.


 Distro berada dibawah kepemimpinan Tentara Horizontal dan Prajurit Vertikal.


 Untuk distro kita Linear berada dibawah komando prajurit vertikal. Jadi statusmu adalah ver-hori Prajurit Vertikal tingkat Variable.


 Apa instruksiku jelas?" tanya Aralyn.


 "Sebenarnya aku sudah tahu sedikit tentang struktur-struktur ini, tapi tak masalah. Terimakasih penjelasannya" - Ekiva.


 "Huufft, sombong" - Aralyn.


 Aralyn lalu memberikan sesuatu kepada Ekiva.


 "Gelang ini device kan?" - Ekiva.


 "Hubungkan device itu dengan virkeymu maka lencana resmimu akan tampil" jelas Aralyn.


 Virkey adalah singkatan dari Virtual Keyboard. Sebuah keyboard virtual yang digunakan untuk melakukan command data. Umumnya setiap orang yang memiliki data pasti memiliki virkey pada dirinya.


 Virkey berbentuk seperti hologram yang terkadang ada yang mengambang dengan bar penunjuk identitas ada juga yang berbentuk seperti keyboard biasa semuanya tergantung user data itu sendiri.


 Ekiva pun mengaktifkan virkeynya dan mengarahkan device berbentuk gelang itu kepadanya.


 Muncul tulisan scanning pada virkey Ekiva


 INFORMATION SCANNING HAS FINISHED


 ...


 NAME: EKIVALEN EVLO

 TYPE DATA: BLACK FIRE

 RASC: HUMANIST

 RANK: VARIABLE

 UNIT: VERTICAL SOLDIER

 DISTRO: LINEAR


 ...


 WELCOME TO VER-HORI EKIVALEN!


 Begitulah tulisan yang tampil pada virkey Ekiva.


 Melihat tulisan yang muncul Aralyn dan Andre sedikit kepo lalu membacanya.


 Setelah membaca dengan cepat mereka diam sejenak lalu terkejut secara bersamaan.


 "Eh-!!?" kaget mereka berdua.


 "Ekiva tipe datamu ini?" - Aralyn.


 "Api hitam kan? Bukankah itu sangat langka? Maksudku api hitam hanya bisa dikendalikan klan Circleblack" - Andre.


 Andre bicara tanpa pikir panjang yang sontak membuat orang-orang disekitar berkerumunan langsung kearah mereka.


 Suasana yang tadinya ramai seketika jadi hening dan sangat tegang.


 Pasalnya klan Circleblack adalah klan terlarang di negara ini Logia Gate karna memberontak melawan negara.


 Meskipun pahlawan negara ini berasal dari klan Circleblack itu sendiri.


 "Nak bisa kau jelaskan?" salah seorang ver-hori senior nampak mencoba menenangkan suasana yang sudah terlanjur tegang ini.


 Bayangkan saja apa jadinya ver-hori yang merupakan lembaga dibawah komando langsung militer malah merekrut anggotanya dari klan terlarang.


 Sementara Ekiva terdiam... Hanya diam...


 Dia seperti coba mencari jawaban yang pasti dapat menyelesaikan kesalahpahaman ini.


 "Aku harus mengklarifikasi ini" batinnya.


 "Maaf membuat kalian terkejut, aku sendiri juga tak tahu kenapa bisa memiliki kekuatan ini.


 Aku tak memiliki orang tua sebab mereka terbunuh saat operasi peluncur klan Circleblack. Dan selama ini aku diasuh oleh Professor Logares" - Ekiva.


 Mendengar Ekiva menyebut nama Logares sebagian orang langsung berbincang-bincang.


 Pasalnya Logares memang terkenal mengasuh anak-anak yang terlantar, khususnya anak-anak dari para ver-hori yang gugur.


 "Tapi tipe datamu itu? Kau sadarkan kekuatannya itu bisa sangat berbahaya apa kau telah menguasainya?" tanya seseorang.


 "Aku tak menguasainya. Aku sudah pernah mencobanya dan sampai sekarang tetap tak bisa. Selama ini aku hanya melatih kemampuan tipe data logika dan objek saja" - Ekiva.


 "Itu benar, saat bertemunya kemarin aku sempat latihan kecil dengan Ekiva dan command yang ia gunakan selebihnya tipe data logika juga mengandalkan sedikit kemampuan fisiknya sendiri" - Aralyn.


 "Kami ingin memastikan saja nak, apa kau bukan Circleblack?" tanya seseorang lagi.


 "Tentu saja paman. Kau sendiri tau kan para Circleblack berambut perak sementara aku hitam. Lihat warnanya ini asli bukan permainan data" - Ekiva.


 "Lagipula klan Circleblack sudah lama punah kan? Setelah operasi peluncur itu" tambahnya lagi.


 "Dan siapa kedua orang tuamu? Jika mereka ikut dalam operasi peluncur itu, itu berarti mereka seorang ver-hori juga kan? Sebutkan nama mereka biar identitasmu bisa jadi lebih jelas" seru seseorang.


 "Ya, itu benar" "Klan Circleblack adalah iblis" "Mereka membakar habis rumahku" orang-orang disana mulai meracau tentang pengalaman pahit mereka dengan klan Circleblack.


 "Tapi kan ada warga sipil yang terbunuh dalam operasi itu, mungkin saja orang tua Ekiva salah satunya" - Andre.


 "Dia bilang tadi orang tuanya ikut operasi bukan korban operasi apa jangan-jangan kau juga tau sesuatu?" ujar seseorang sedikit menginterogasi Andre.


 "Hughh-" - Andre.


 Suasana semakin menegang, sebagian orang disana mulai memangsang pose siaga bahkan ada yang telah menyalakan virkeynya.


 Merek mengantisipasi apa yang akan Ekiva lakukan selanjutnya.


 "Jadi ka-" "Kurasa cukup sampai disitu saja!" potong seseorang tiba-tiba.


 "Dr. Reco" - Aralyn.


 Wanita itu berjalan lalu membelah kerumunan dan berdiri melindungi Ekiva.


 "Biar aku saja yang bicara, kalian diam sebentar ya" bisiknya pada mereka.


 "Sebagai anggota Death Melody aku akan ambil alih situasi ini. Jadi kalian tolong bubar dan lanjutkan tugas masing-masing" - Dr. Reco.


 "Jadi Ibu itu anggota Death Melody ya? Hebat!!!" batin Andre dengan mata yang berbinar-binar.


 "Tapi dia adalah Circleblack Dok" ujar seseorang sambil menunjuk Ekiva.


 "Owhh begitu ya? Kau ingat operasi itu tapi melupakan Death Melody? lempar Dr. Reco sambil menatap geli orang itu.


 "Ah... Maafkan aku! Aku akan lanjutkan pekerjaanku" ujar orang itu yang langsung meninggalkan tempat Ekiva diikuti orang-orang yang lainnya.


 Setelah kerumunan itu bubar tempat kembali menyisakan Ekiva, Aralyn, dan Andre saja ditambah Dr. Reco.


 "Jadi Ekiva ayo ikut aku sebentar ke ruang uks pengadilan" - Dr. Reco.


 "Ah iya, Baik Bu!" - Ekiva.


 "Pelajaran pertama, ganti kata siap dengan Runnis Sir untuk laki-laki dan Runnis Madam untuk perempuan" - Dr. Reco.


 "Runnis Madam" - Ekiva.


 "Maaf Dr. Reco apakah ini tak masalah? Ekiva belum menyelesaikan masa orientasinya" - Aralyn.


 "Tak apa Aralyn, lagipula ini juga permintaan si bocah Clay itu" - Dr. Reco.


 "Lebih baik sekarang kau susun rencana misi buat anak baru itu, namamu Andre kan?" tanya Dr. Reco.


 "Yash, Madam" sahut Andre sambil memberikan gestur hormat ver-hori.


 "Salam kenal ya, namaku Recovera Recova dari ras Dwarfin orang-orang biasa memanggilku Dr. Reco" ujar Dr. Reco dengan nada ramah.


 "Ekiva!? Jangan bengong" panggil Aralyn.


 "Ah iya, maafkan aku" jawab Ekiva.


 Ternyata sendari tadi Ekiva mendadak jadi sering termenung.


 "Karna itulah ayo ikut aku ke uks pengadilan kita bicarakan masalah ini disana ya" - Dr. Reco.


 "Runnis, Madam" angguk Ekiva.


 Mereka berdua pun berjalan menuju uks pengadilan.


 Aralyn dan Andre mulai berdiskusi perihal misi selanjutnya.


 Sementara itu pada waktu yang sama kita berpindah kesebuah lorong yang memiliki udara sangat lembab...


 Berlokasi jauh dari kerumunan kota pada lorong itu terdapat juga genangan-genangan air yang mengindikasikan tempat ini adalah gorong-gorong kota.


 Sebuah siluet bayangan terlihat berjalan di sana menuju salah satu sudut tempat itu.


 Terlihat di salah satu sudut tempat itu terdapat banyak susunan box-box tanpa nama bersama dua orang penjaganya yang mencurigakan.


 Orang yang berjalan ini melambaikan tangan ke arah dua orang penjaga itu.


 "Yo Oscar, bagaimana kabarmu dan temanmu itu?" tanya orang itu kesalah seorang penjaga.


 "Kami baik Brown, jangan khawatir" balas orang yang bernama Oscar ini.


 "Ah sial, aku lupa. Sepertinya aku masih harus membiasakan diri dengan tubuh ini" batin orang yang berjalan itu.


 "Ekivaken Evlo kau orang yang menarik" tambahnya lagi.


 Apakah yang akan terjadi selanjutnya?


 Bersambung...



評価をするにはログインしてください。
この作品をシェア
Twitter LINEで送る
ブックマークに追加
ブックマーク機能を使うにはログインしてください。
― 新着の感想 ―
このエピソードに感想はまだ書かれていません。
感想一覧
+注意+

特に記載なき場合、掲載されている作品はすべてフィクションであり実在の人物・団体等とは一切関係ありません。
特に記載なき場合、掲載されている作品の著作権は作者にあります(一部作品除く)。
作者以外の方による作品の引用を超える無断転載は禁止しており、行った場合、著作権法の違反となります。

この作品はリンクフリーです。ご自由にリンク(紹介)してください。
この作品はスマートフォン対応です。スマートフォンかパソコンかを自動で判別し、適切なページを表示します。

↑ページトップへ