表示調整
閉じる
挿絵表示切替ボタン
▼配色
▼行間
▼文字サイズ
▼メニューバー
×閉じる

ブックマークに追加しました

設定
0/400
設定を保存しました
エラーが発生しました
※文字以内
ブックマークを解除しました。

エラーが発生しました。

エラーの原因がわからない場合はヘルプセンターをご確認ください。

ブックマーク機能を使うにはログインしてください。
DATA:WAR「データ戦争」- Volume 1  作者: フラタマ
3/8

規則と文化について

 "Baiklah aku pergi dulu, jika kau ada perlu kau tau harus pergi kemana kan" kata Scanna sambil berjalan melewati Ekiva.


 "Tentu saja aku tahu, karna kau selalu ada di sisiku setiap saat." kata Ekiva.


 Ekiva juga ikut berjalan meninggalkan Jembatan Rivercent.


 Kearah yang berlawanan dari Scanna.


 Di sisi lain dari kejauhan nampak sebuah pantulan cahaya kaca kelap kelip dari atas menara pemantau Tembok Zig-Zag yang jaraknya tak jauh dari Jembatan Rivercent.


 Rupanya itu adalah pantulan kaca teropong.


 Sosok yang sedang menggunakan teropong ini terlihat tengah memantau Ekiva dan Scanna.


 Tampaknya dia dari ras Humanist dengan warna kulit cokelat terang mengenakan setelah militer. Namun yang cukup unik dari pakaiannya dia juga mengenakan sebuah topi bundar kecil warna putih di kepalanya.


 Dia melepaskan teropongnya setelah melihat Ekiva dan Scanna saling pergi menjauh.


 "Sebuah kapal tak dapat berlayar jika tak ada layarnya" kata orang itu.


 Ia mengeluarkan rokok dan menyalakannya.


 "Heuuhhh~" menghembuskan asap rokok.


 Ia juga menikmati indahnya sore hari ini bersama rokoknya.


 "Tapi bukan berarti kapalnya tak bisa berlayar jika masih memiliki dayung-" dia menjeda ucapannya.


 Lalu kembali menghirup rokok dan mengembuskannya.


 "Haha.." dia terkikik kecil.


 "Apa yang aku bicarakan. Jika tidak ada layar, tinggal gunakan saja device dan data sebagai penggeraknya"


 Tangan kirinya masih memegang teropong yang tadi.


 Lalu ia melemparkannya kearah belakang.


 Hingga seperti menimpa sesuatu.


 "Benarkan?" tanyanya pada diri sendiri.


 Rupanya teropong itu menimpa sebuah jasad.


 Bukan satu jasad melainkan tumpukan mayat yang terlihat masih baru, bertumpuk di belakang orang itu.


 Sebenarnya siapa orang ini?


 .

 .

 .


 Halo semuanya, para reader yang Budiman hehe. Terima kasih telah mengikuti Data War sampai chapter ke 3 ini.


 Untuk sedikit tambahan mulai dari chapter ini aku akan meringkas obrolan dan akan jarang menggunakan kata "ujar, kata, dan sejenisnya" kecuali jika konteks kalimat yang diucapkan karakter itu memiliki maksud penting yaa...


 Aku update cerita ini mungkin nggak sering-sering banget karna sebenarnya nulis cerita ini pas lagi iseng doang:v


 Ya, tapi mau bagaimana pun aku berharap bisa namatin cerita ini sampai ending. Btw, sebenernya kerangka endingnya udah aku tulis loh wkwk


 Terima kasih.


 .

 .

 .


 Waktu telah mendekati senja, sinar matahari dengan langit berwarna jingga menghiasi ini senja.


 Ekiva berjalan sendirian ditengah keramaian kota dengan lalu lalang orang disekelilingnya.


 "Bodoh, kalian tau pernikahan antar ras itu dilarang! Apa yang kalian pikirkan!" Ada seorang pria paruh baya sedang memarahi pemuda di depan sebuah kedai makanan.


 Pemuda itu nampaknya adalah putranya. Mereka juga tidak sendiri terlihat ada sang gadis yang keliatannya pasangan pemuda itu.


 Sang ayah si gadis yang berdiri disebelah ayahnya pemuda serta ibu dari si pemuda dan si gadis yang keduanya sama-sama memegangi si gadis.


 Dimana si gadis mencoba menghentikan apa yang sedang dilakukan ayah si pemuda dan ayahnya.


 "Kami telah menerima kekurangan kami masing-masing, dan kalian juga tidak pernah membatasi hubungan kami sejak kecil. Sekarang disaat kami benar-benar ingin menjadikan hubungan kami senyata-nyatanya hubungan kenapa tidak boleh. Kenapa!" Teriak si Pemuda.


 Mendengar hal itu si Ayah pemuda semakin naik pitam dan akan melakukan sesuatu yang cukup berbahaya. Namun di hentikan oleh ayah si gadis.


 "Lebih baik kita lapor Ver-Hori, pemikirannya harus direcovery seger-TIDAKKK!!!" ucapan ayah si gadis di potong oleh gadis itu.


 Si gadis melepaskan tangan ibu dan langsung menuju si pemuda dan memeluknya.


 "Jika ayah melakukan itu maka aku akan melakukan ini" kata si Gadis.


 Driver gadis itu menyala dia pun menjalankan command.


 "./encrypt.sh" perintah gadis itu.


 "Bleushhhh!!!" Tiba-tiba sebuah tabir cahaya muncul di sekeliling si gadis dan pemuda.


 Membuat orang-orang disekitar cukup terkejut dengan hal ini.


 Termasuk menarik perhatian Ekiva yang berhenti sejenak untuk melihat.


 "Eehh... Apa yang terjadi?" "Kudengar anak mereka melakukan pernikahan antar ras" "Hey itu perbuatan yang terlarang!" "Mereka lebih baik mati saja!" ujar orang-orang di sekitar sana.


 Berbeda dengan orang-orang disana. Ekiva justru terkejut sekaligus keheranan.


 "Script itu... darimana dia mendapatkannya?" batin Ekiva.


 "Ada apa ini!" teriak Aralyn ditengah keramaian itu.


 Mengejutkan Ekiva karna ia berdiri disebelahnya.


 "Bilang dulu kalo mau teriak" gumam Ekiva.


 "Kau bilang apa?" sahut Aralyn tiba-tiba.


 "Eh lihat, akhirnya ada Ver-Hori yang datang"


 Aralyn langsung bergegas menuju arah lokasi kejadian.


 Dan melakukan pemeriksaan.


 "Script ini, bukan berasal dari database resmi negara ataupun repositori miliknya sendiri" ujar Aralyn setelah memeriksa tabir itu.


 "Script ekternal, ini dibuat oleh orang yang tidak terdaftar dengan kata lain ilegal."


 "Apakah tipe data dia cahaya?" tanya Aralyn kepada orang tua mereka.


 "Iya, tipe data putri saya adalah cahaya" jawab ayah si gadis.


 "Jadi script ini bersifat mengikuti tipe data pengguna ya? Untung saja bukan tipe memanipulasi atau yang lainnya" ujar Aralyn.


 "Tapi aku tidak bisa menjamin mereka akan selamat seperti sedia kala data mereka pasti ada yang rusak" tambahnya.


 Mendengar hal itu orang tua mereka hanya bisa tertunduk lesuh.


 "Jadi apa yang akan terjadi selanjutnya?" tanya Ayah si pemuda.


 Melihat hal itu Aralyn tersenyum lalu menghampiri mereka.


 "Tenang saja negara akan melakukan upaya yang terbaik. Anak-anak kalian akan pulang dengan selamat kami hanya aka-Kurasa cukup sampai disini saja nona" ucapan Aralyn tiba-tiba saja dipotong seseorang.


 "Eh, bukankah itu Tentara Horizontal?" "Sepertinya ini akan jadi cukup serius"


 Sekelompok Tentara Horizontal datang dan langsung melakukan pengsterilan lokasi.


 Seorang pria berpakaian setelan militer rapih mendatangi Aralyn.


 "Runnis Sir!..." Aralyn memberikan salam hormat.


 Pria itu membalas salam hormat Aralyn dengan mengangkat topinya.


 "Jadi nona Aralyn, salah satu orang kepercayaan Clay mohon maaf untuk masalah ini biar Tentara Horizontal yang mengurusnya" pinta orang itu dengan nada ramah kepada Aralyn.


 "Maaf Komandan Derek, sesuai dengan ketentuan militer jika ada salah satu kesatuan yang sedang menyelidiki kasus maka kesatuan yang lain tidak boleh mengambil alih kecuali jika perihal penyidikan bersama dan medan perang" Aralyn mencoba berargumen dengan orang itu.


 Yang tak lain adalah Derek Sander seorang Komandan Militer berpangkat user Directory.


 "Negara akan segera mengurus hal ini jadi tenang saja." Jawab Derek sekilas melirik kearah Ekiva yang sedang memperhatikan.


 "Maaf Komandan saya menolak, sekali lagi saya tegaskan meskipun pangkat saya masih user folder. Tapi saya berhak mewakili institusi saya distro Linear dalam penyidikan ini lagipula yang bersama anda bukanlah distro dari Tentara Horizontal. Anda melakukan penyidikan dengan tentara langsung bukankah hal in-hhmmp" Tiba-tiba Ekiva menutup mulut Aralyn.


 "Jangan pikirkan apa yang dia ucapkan, kau bisa lanjutkan tugasmu silahkan" kata Ekiva sambil membawa Aralyn pergi menjauh.


 Derek tersenyum kecil.


 "Huhu, ternyata memang bocah Ekiva" ujar Derek sambil tertawa kecil.


 .

 .

 .


 Ekiva membawa Aralyn terus menjauhi lokasi itu sampai akhirnya tanpa sadar ia kembali ke jembatan Rivercent.


 Aralyn mencoba melepaskan diri sampai akhirnya dia menggunakan kejut listrik dari drivernya.


 "Bssttt~" suara kejut listrik.


 "Aw!!!" Teriak Ekiva terkejut.


 "Apa yang kau lakukan" ujar Ekiva reflek melepaskan Aralyn.


 "Kau bertindak tidak sopan terhadap Ver-Hori dan ju-juga..." tiba-tiba Aralyn jadi gagap


 "... ke-ke seorang wanita karna itu kau harus dihukum" sahut Aralyn.


 "Aku hanya menolongmu, biar kukatakan saja jika kau bertemu dengan orang itu lagi lebih baik pura-pura tidak tahu. Jangan menggali terlalu dalam"


 "Owhh, sepertinya kau tau cukup banyak ya? Kebetulan aku tau kedai kopi yang bagus" tawar Aralyn sambil mengeluarkan borgol.


 "Itu, kau tidak jelas" imbuh Ekiva sambil mencoba melepaskan diri dari Aralyn.


 Ekiva melompat keatas, lalu berputar 360° mengecoh Aralyn.


 "Sepertinya kamu terlatih ya? Eh kenapa aku memanggilnya kamu? Masa bodoh!" ujar Aralyn.


 ".net" Aralyn melakukan command.


 "CSS ya?" batin Ekiva.


 Sebuah jaring mucul di belakang Ekiva yang tengah mencoba melompati Aralyn selepas putaran 360° tadi.


 Di saat jaring itu hampir menangkap Ekiva. Ekiva langsung melakukan commandnya.


 "Ctrl+Z" ujar Ekiva.


 Jaring itu langsung lenyap.


 Namun karna terlalu fokus melihat kearah jaring. Ekiva jadi tidak sadar kalo Aralyn telah berlari kencang mengejarnya di bawah.


 Lalu melompat ke arahnya.


 "Kamu masih butuh banyak latihan amatir!!!" teriak Aralyn sambil mencoba menangkap Ekiva. Dan berhasil.


 "Brukkk!" Mereka berdua terjatuh.


 "Lepaskan aku!" Teriak Ekiva sambil mencoba melepaskan diri.


 "Jelaskan dulu ceritamu tadi!" Jawab Aralyn.


 "Sudah kubilang, aku tidak tahu!"


 "Jangan coba berbohong jelas sekali kamu mengetahui sesuatu dari Komandan Derek"


 "Kamu? Jangan sok akrab dengan memanggilku kamu"


 "Kalian sedang apa?" Clay muncul dan memecah suasana.


 "Kapten" panggil Aralyn semangat.


 "Ah sial, dapat dimengerti semoga harimu menyenangkan" keluh Ekiva.


 "Wah, ternyata kalian sudah kenalan ya?"


 "Eh-?" kata mereka berdua.


 "Hey! Sudah kubilang lepaskan!"


 "Tidak! Kamu pasti tau sesuatu aku bisa merasakannya"


 "Ya ampun, dasar remaja" kali ini Clay yang mengeluh


 .

 .


 Setelah keadaan tenang.


 "Jadi si genit ini orang yang anda maksud kapten?"


 "Hey hey, baru damai langsung menyatakan perang" ketus Ekiva.


 "Apa!? jokesmu kaku sekali seperti kanebo kering"


 "Arrggh!!!" Geram Ekiva dengan giginya berdecit.


 "Ck" decak lidah Aralyn sambil memalingkan wajahnya.


 "Yaah kalian berdua keliatannya berjodoh" kata Clay.


 "TIDAK MUNGKIN!" - Aralyn.


 "MUSTAHIL" - Ekiva.


 "BERJODOH DENGANNYA, SETELAH DIA GENIT DENGANKU" - Aralyn.


 "KAU INI BICARA APA SI" - Ekiva.


 "Di angkatanku dulu ada pepatah lama yang mengatakan, yang tidak akur biasanya berjodoh" - Clay.


 "Dan seniorku membuktikannya, meski pada akhirnya dia harus terus lari dari kematian" - Clay.


 "Jika pun aku berjodoh dengannya paling juga dia yang mebunuhku" - Ekiva.


 "Hey! Meski benci seseorang aku tak sekejam itu" protes Aralyn.


 "Oke... Oke... jadi Ekiva apa kau sudah bertemu dengan Komandan Logares?"

 tanya Clay.


 "Kurasa nanti malam saja tuan Clay, Tentara Horizontal sedang berjaga-jaga di jalanan menuju Kastil Vaashken" - Ekiva.


 "Ini membuatku penasaran, sebenarnya kamu punya hubungan apa dengan Komandan Derek?" - Aralyn.


 Mendengar pertanyaan Aralyn, Ekiva seperti berusaha menyembunyikan emosi yang sangat dalam Clay bisa merasakan itu.


 "Biar aku saja yang ceritakan" kata Clay sambil menepuk pundak Ekiva.


 "Jadi Ekiva ini-Tidak" Ekiva memotong ucapan Clay.


 "Ya, sebenarnya aku tahanan rumah Tentara Horizontal tapi Komandan Derek menggunakan haknya memberikan sedikit kebebasan padaku untuk membuktikan aku bukan musuh negara"


 "Musuh negara?" tanya Aralyn.


 "Singkatnya Ekiva adalah tahanan rumah Tentara Horizontal dibawah pengawasan Proffesor Logares, namun Komandan Derek menggunakan hak khusus kemiliterannya memberikan Ekiva kesempatan untuk menjadi account biasa saja" - Clay.


 "Juga selama setahun ini tuan Clay terus memberikanku tawaran menjadi Ver-Hori sekaligus user dan sepertinya kali ini aku mau mencobanya" - Ekiva.


 "Sebenarnya di tempat insiden tadi aku sedang menuju Kastil Vaashken untuk memberikan laporan ke Proffesor Logares tapi kau malah menarik perhatianku" - Ekiva.


 "Aku menarik perhatiannya?" batin Aralyn.


 "Kenapa seakan aku jadi memberikan klarifikasi padanya, tunggu kenapa aku juga membatin" batin Ekiva juga.


 "Kalian benar-benar pasangan yang menarik" batin Clay mengakhiri disertai ekspresi isengnya.


 "Yaa, sepertinya sesi cerita-ceritanya sampai disini dulu ya kalo begitu Aralyn boleh aku pinjam dia sebentar?" - Clay.


 "Saya tak diajak? Dan kenapa juga anda harus izin!? Huuft..." - Aralyn.


 "Lebih baik kau kembali ke markas dulu menyiapkan berkas untuk besok" - Clay.


 "Heuhhh~ Runnis Sir!" Aralyn dengan nada kecewa.


 "Ah iya, namaku Aralyn. Aralyn Delma dari ras Elfa rambut Pirang dan kamu?" - Aralyn.


 "Ekiva. Ekivalen Evlo dari ras Humanist" - Ekiva.


 Aralyn masih berpikir kalo Ekiva adalah orang yang dimaksud Clay tadi siang.


 "Aralyn, sebenarnya bukan Ekiva orang yang kumaksud, orang yang kumaksud akan datang besok untuk mendaftar, jadi tolong siapkan materi pelatihan protokol dasar user ya" - Clay.


 "Runnis, Sir!" teriak Aralyn menyanggupi perintah.


 "Ya Ekiva, ayo ke Kastil Vaashken" ajak Clay menepuk pundak Ekiva lalu berjalan duluan.


 "Eh, apa tak apa?" - Clay.


 Clay hanya mengacungkan jempol keatas sambil tetap berjalan.


 "Sebaiknya kau ikuti saja si kapten, tenang ia selalu punya rencana" - Aralyn.


 Ekiva setuju dengan pendapat Aralyn.


 "Soal yang kau ingin tahu itu nanti akan kuceritakan ya. Sampai jumpa" - Ekiva.


 "Ya, sampai jumpa" - Aralyn.


 Clay dan Ekiva telah nampak jauh dari Aralyn.


 "Ini cuman perasaanku saja atau tadi kita sempat bertengkar sekarang sudah berbaikan? Eh-! Tunggu-tunggu bukahkah ini seperti..." - Aralyn.


 Yaa, seperti yang dikatakan Clay tadi, masa muda~~~.


 .

 .

 .


 Di perjalanan menuju Kastil Vaashken, Ekiva dan Clay berjalan sambil mengobrol.


 "Melewati dan memberi alasan palsu pada para Tentara Horizontal tadi, ya untungnya Komandan Derek sudah tidak ada disana" batin Ekiva.


 "Kau hebat bisa melewati penjagaan mereka, sambil membawaku" - Ekiva.


 "Lagipula kau masih diizinkan berkeliaran disekitar Naukapolis yang terpenting tidak meninggalkan ibukota dan melakukan aktifitas politik, begitu aturan yang tertulisnya" - Clay.


 "Aku cuma ingin hidup tenang saja sudah cukup sama sekali tidak kepikiran politik-politik itu~" Ekiva.


 "Untuk ukuran remaja, pemikiranmu sederhana juga ya" - Clay.


 "Kau lihat sendiri kan. Meski tinggal sendiri tapi aktifitasmu sendiri dibatasi itu sangat tidak nyaman" - Ekiva.


 "Tapi, benarkan Ekiva. Aku tidak akan mengecewakanmu pengawalan Logares itu tak terlalu sulit" - Clay.


 "Kau memang sengaja menghindari dia ya?" - Ekiva.


 "Ya, aku tahu ada salah satu gadis yang mengawalmu tapi sepertinya mengahadapinya tidak terlalu menarik" - Clay.


 "Ya, aku juga melepaskan si Faunacs Manusia-Kelelawar yang tadi". batin Clay.


 "Jangan sering meremehkan orang lain" nasihat Ekiva.


 "Luar biasa, sekarang kau pandai menasihati ya bocah" cengir Clay sambil mengusap-usap kepala Ekiva.


 "Semua orang disini juga punya pengalaman hidup yang pahit tau" - Ekiva.


 Cukup asik mereka mengobrol tiba-tiba Clay meminta Ekiva berhenti.


 "Tunggu sebentar-!" - Clay.


 Clay lalu mengeluarkan devicenya.


 "Baiklah, beres"


 Lalu kembali berjalan.


 "Kau tau ada scanner keluarga Vaashken? Itu difungsikan untuk menyamarkan kastil dan hanya segelintir orang saja yang tau" - Ekiva.


 "Jangan remehkan Ver-Hori" kata Clay sambil menjitak kepala Ekiva.


 Akhirnya mereka tiba di depan Kastil Vaashken.


 Melihat sekeliling Ekiva juga melihat Scanna yang memantaunya dari kejauhan.


 "Jadi ini, cukup megah ya? Meski tak sebesar Pengadilan Ratu Violetta" - Clay.


 "-" - Ekiva.


 "Pandu aku orang lama" - Clay.


 Mereka telah tiba di kawasan komplek Kastil Vaashken.


 Terlihat bangunan kastil utama berdiri megah dikelilingi rumah-rumah dan bangunan biasa disekitarnya.


 "Karna telah menscan deviceku sepertinya penjaga tidak mencurigai kita ya?" - Clay.


 Terlihat setelah kehadiran Clay dan Ekiva para penjaga meningkatkan siaganya dan berlalu lalang disekitar mereka.


 Scanna juga terlihat bersama beberapa penjaga yang berlalu lalang itu.


 "Ya, buat apa juga mencurigai tahanan mereka sendiri maksudku aku kan sudah tertangkap" - Ekiva.


 "Padahal yang kumaksud itu diriku" - Clay.


 Akhirnya mereka tiba di sebuah kolam.


 Dengan seorang wanita dan pria berpakaian seperti pelayan. Berdiri tegak dihadapan mereka dari sisi seberang kolam.


 Mereka memiliki telinga berbentuk seperti sirip ikan dan sedikit sisik di sekitar pipi mereka.


 Selain itu mereka juga mengenakan bawahan tanpa pembatas antara kiri dan kanan mirip seperti rok sebab ras Oceanian juga bisa merubah kakinya menjadi seperti ekor ikan.


 "Kita telah sampai" - Ekiva.


 "Disini?" - Clay.


 "Profesor suka mengobrol dekat dengan air" - Ekiva.


 "Kedua pelayan itu, ras Oceanian kenapa bisa ada disini?" - Clay.


 "Mereka sama sepertiku, bekas tahanan Kamp Restorasi" - Ekiva.


 "Apa ras Mermaiden tidak masalah dengan hal ini?" - Clay.


 "Orang-orang seperti kami adalah orang yang terbuang dari ras" Pelayan Pria akhirnya angkat suara.


 "Walaupun posisi kami ras Oceanian ada dibawah perlindungan Mermaiden. Sama seperti kalian ras Darat yang berada di bawah perlindungan Fairyn" tambahnya lagi.


 "Ekiva senang bisa melihatmu kembali" kali ini Pelayan Wanita menyapa Ekiva dengan ramah.


 "Ahh, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyinggung asal kalian hanya saja kalian tahu sendiri kan peraturan di Perjanjian Gateway?" - Clay.


 "Setiap ras Darat, Laut, dan Langit tidak boleh melanggar wilayah masing-masing" - Pelayan Pria.


 "Ya, kami tahu itu tuan Clay Northon si Pemecah Tembok" - Pelayan Wanita.


 "Astaga, kenapa julukan itu bisa sampai kesini juga ya?" keluh Clay sambil tertunduk dan menggeleng-gelengkan kepalanya dengan satu tangan.


 "Yaa, kalian tenang saja aku tak akan bertanya lebih jauh tentang apa yang terjadi selama ini di Kamp Restorasi. Aku masih peduli dengan keselamatanku" - Clay.


 "Memangnya hal berbahaya apa yang ada di Kamp Restorasi itu, tuan Clay Northon?" tanya seseorang secara tiba-tiba.


 Pelayan Pria dan Wanita langsung menunduk Ekiva pun juga sama.


 Seorang pria paruh baya ras Bloodurist muncul dari arah belakang kedua pelayan itu.


 Berjalan dengan santai sampai akhirnya tibalah ia tepat di hadapan Clay dan Ekiva.


 "Proffesor Logares" - Clay


 .

 .


 Proffesor Logares salah satu elit militer dari Tentara Horizontal berdiri tepat di hadapan Ekiva dan Clay.


 Unik namun itulah faktanya bahwa seseorang yang mengutamakan otak pun bisa menjadi salah satu perwira tinggi kemiliteran.


 "Runnis, Sir!" - Clay.


 "Kapten Clay Northon, tingkat Direktori dari distro Linear ingin menghadap" - Clay.


 "Terakhir kali kau kesini adalah saat insiden itu dan jujur saja aku masih tidak menyukaimu"


 "Saya memahami itu Proffesor, saya juga tidak memaksa anda melupakan masalah itu" - Clay.


 "Owhh, jadi dari sudut pandangmu sendiri insiden itu adalah masalah?" - Logares.


 Sebenernya Ekiva ingin membuka obrolan terlebih dahulu dengan Logares tapi diluar dugaan, justru Logares lah yang mulai berbicara duluan. Tidak seperti Logares yang biasanya.


 "Aku memang tau tuan Clay punya prestasi dan nama yang istimewa di Ver-Hori, aku yakin Proffesor juga mengenalnya. Tapi aku sama sekali tak tau mereka seperti punya masalah yang cukup rumit di masa lalu. Sebaiknya aku jangan sampai terlibat" batin Ekiva.


 "Sayang sekali administrator sementara kita tuan Zcark memberimu notif khusus. Jika tidak seharusnya Lickleya dan Feiss tidak harus berada di pemakaman ... hanya berdua saja" - Logares.


 "Memang kurang sopan Proffesor, memang kurang sopan tapi saya mohon izin kita mengakhiri pembahasan ini. Ada hal yang cukup penting ingin saya sampaikan terutama hubungannya dengan Ekiva" - Clay


 Ekiva melompati kolam lalu berjalan menghampiri Logares.


 "Proffesor Logares, saya kembali" - Ekiva.


 "Hei! Tak perlu seformal itu, lagipula tempat ini adalah rumahmu" - Logares.


 "Tidak ada yang lebih berharga daripada kemurahan hati anda tuan Logares" - Ekiva.


 Ekiva lalu meraih tangan Logares dan mencium sebuah cincin batu yang dikenakan Logares.


 "Jadi hal penting apa itu?" - Logares.


 "Mungkin anda sudah mendengarnya mengingat jaringan mata-mata anda yang luas. Namun saya ingin mengatakannya sendiri agar lebih sopan" - Clay.


 "Saya tertarik merekrut Ekiva menjadi anggota distro saya" - Clay.


 "Kau sudah membuat laporan ke atasanmu para petinggi Prajurit Vertikal?" - Logares.


 "Saya sudah mendapat izin dari Proffesor Owlius" - Clay.


 Merogoh kantong jaketnya ia lantas mengeluarkan sebuah flashdisk yang cukup usang.


 "Ada di dalam sini termasuk dokumen tentang kejadian itu, anda masih belum mencabut laporan pengkhianatan saya bukan? Kecuali jika saya memberikan bukti" - Clay.


 "Meskipun kau membuktikannya aku tetap tak akan memaafkanmu" - Logares.


 Clay lalu melempar flashdisk itu kearah Logares dan ditangkap dengan sigap olehnya.


 Logares lalu memberikannya kepada pelayan pria untuk disimpan.


 "Kembali ke topik Clay, apa alasanmu mau menjadikan Ekiva sebagai bawahanmu?" - Logares.


 "Daripada bawahan saya lebih suka menyebutnya rekan" - Clay.


 "Owh, membangun ikatan pertemanan ya?" - Logares.


 "Anda tahu dalam pencatatan sipil tahanan Ekiva termasuk salah satu yang paling muda. Seharusnya dia masuk tahanan remaja tapi karna dia bekas tahanan Kamp Restorasi statusnya jadi tak bisa diturunkan" - Clay.


 "Aku memang tak bisa melarangmu merekrut Ekiva, sebab secara tertulis Ekiva lah yang harus memilih sendiri karna dia hanya tahanan rumah dan belum di kenakan sanksi hukuman" - Logares.


 "Saya harap dengan menjadi user dan ver-hori bisa menjadi peringangan statusnya sebab dia melayani masyarakat" - Clay.


 "Hei Ekiva, kenapa kamu diam saja? Padahal diskusi ini menyangkut tentang dirimu?" - Logares.


 "Sedikit bicara dan banyak bekerja. Seperti itulah Kamp Restorasi" - Ekiva.


 "Motto itu lagi, kau salah menerapkannya" dengus Logares.


 Clay melihat Logares dengan wajah datar dan tatapan dingin.


 Melihat hal itu Ekiva jadi sedikit bergidik.


 "Baiklah jika sudah tak ada urusan lagi, cepat pergi dari sini" - Logares.


 "Runnis, Sir!" - Clay.


 "Ekiva jika kau memang tertarik, langsung datang ke kantor kami saja ya" - Clay.


 Setelah mengatakan itu dia tersenyum kearah Ekiva dan berjalan meninggalkan Ekiva dan Logares.


 Dikawal para penjaga sampai akhirnya tiba di gerbang dan keluar dari Kastil Vaashken.


 .

 .


 "Beushhh!!!" Scanna muncul dan berdiri di samping Ekiva.


 "Jadi Ekiva, apa kamu tertarik dengan tawaran Clay?" - Logares


 "Jujur saya-CEPAT JAWAB!" Logares memotong ucapan Ekiva sambil membentaknya.


 "Ya, saya tertarik" - Ekiva.


 Logares menggosok-gosok cincinya. Seperti hendak melakukan sesuatu dan benar saja.


 "ZERTRTTTTHHH~" Aliran listrik dengan voltage tinggi menyetrum Ekiva.


 "ARGGGHH-!


 Saking sakitnya sampai membuat pekikannya tertahan didalam.


 "BRUKK-" Ekiva jatuh tersungkur.


 Kilau cahayanya membuat bayangan-bayangan terpantul di mata Scanna.


 Scanna dengan sigap langsung membangunkannya dan membopongnya berdiri.


 Kedua pelayan Oceanian hanya bisa menunduk tak kuasa melihat Ekiva.


 "Kamp Restorasi! Sedikit bicara, banyak bergerak!" - Logares.


 "Tapi kau jangan hanya diam saja seperti robot! Jika ada sesuatu harus aktif dan fleksibel bersosialisasi" - Logares.


 "Ayah, dia pingsan" - Scanna.


 "Cih, cepat urus dia" - Logares.


 "Baik" - Scanna.


 Scanna secara perlahan-lahan berjalan sambil membopong Ekiva.


 "Aku sampai lupa, bagaimana laporanmu apa dia menggunakan datanya akhir-akhir ini?" - Logares.


 Scanna berhenti sejenak.


 "Tidak, Ekiva tidak melakukan command dengan datanya. Aku hanya menyuntikan thermal seperti biasanya tadi. Sesuai dosis yang ayah berikan" - Scanna.


 "Dan Chireusz? Bagaimana kondisinya?" - Logares.


 Chireusz adalah orang yang dihadapi Clay tadi.


 "Setelah ditangkap Clay, dia dilepaskan" - Scanna.


 Logares sedikit mengeluarkan aura Blooduristnya. Bloodurist adalah ras yang bernenek moyangkan Vampire.


 Di masa lalu para Vampire memiliki taring yang panjang dan juga bola mata mirip kelelawar. Karna itu sering ada yang bilang para Bloodurist adalah saudara jauhnya suku Manusia-Kelelawar ras Faunacs.


 Padahal keduanya tidak memiliki hubungan darah sama sekali.


 "Lain kali jangan melakukan sesuatu tanpa sepengetahuanku. Kau pahamkan artinya?" - Logares.


 Semua orang tau jika seorang Bloodurist mengeluarkan auranya berarti mereka sedang mengancam atau mengintimidasi.


 "Saya mengerti" - Scanna.


 Lalu Scanna kembali berjalan.


 "Aku tak tahu ini dimulai sejak kapan, Aku jadi sering berbohong karna aku tak suka saat dia menyiksamu Ekiva" bisik Scanna ke telinga Ekiva.


 "Ma-aaf mem-mbuatmu re-repot" - Ekiva.


 "Hutangmu bertambah. Jika kau tak bisa membayarnya serahkan saja dirimu" - Scanna.


 "Huufftt"- Ekiva.


 .

 .

 .


 Senja belum sepenuhnya berakhir. Kendati matahari telah terbenam. Namun ufuk barat masih dihiasi cahaya jingga diikuti gelapnya langit dari ufuk timur berhiaskan bintang-bintang yang berkilauan.


 Angin berhembus menerpa surai perak orang itu.


 Setelah bertemu dengan Proffesor Logares dengan maksud meminta izin merekrut Ekiva.


 Meninggalkan Kastil Vaashken dia lantas kembali ke tempat di mana ia mengerjai Aralyn.


 Ya, Clay kembali ketempat ia berdiri tadi pagi. Di sebuah torent air dekat dengan restoran Mie Ayam tempatnya dan Aralyn makan tadi.


 Posisi torrent itu cukup tinggi sehingga ia dapat melihat area sekeliling dengan cukup jelas termasuk ke arah matahari terbenam.


 Panorama yang sangat indah.


 "Clay, Feiss. Sedikit lagi aku akan membersihkan nama kalian" - Clay.


 Bersambung...



評価をするにはログインしてください。
この作品をシェア
Twitter LINEで送る
ブックマークに追加
ブックマーク機能を使うにはログインしてください。
― 新着の感想 ―
このエピソードに感想はまだ書かれていません。
感想一覧
+注意+

特に記載なき場合、掲載されている作品はすべてフィクションであり実在の人物・団体等とは一切関係ありません。
特に記載なき場合、掲載されている作品の著作権は作者にあります(一部作品除く)。
作者以外の方による作品の引用を超える無断転載は禁止しており、行った場合、著作権法の違反となります。

この作品はリンクフリーです。ご自由にリンク(紹介)してください。
この作品はスマートフォン対応です。スマートフォンかパソコンかを自動で判別し、適切なページを表示します。

↑ページトップへ