Prolog
Halo pembaca yang saya hormati,
Saya dengan senang hati mempersembahkan kata pengantar ini untuk Novel berjudul "Pandeka Minangkabau" atau dalam bahasa Indonesia disebut Pendekar Minangkabau. Novel ini adalah hasil karya pertama dari penulis yang sangat ingin menjadi novelis, Sutan Al-Afghany Chaniago. Saya merasa sangat terhormat karena diberikan kesempatan untuk membagikan pandangan saya tentang novel ini kepada semua pembaca.
"Pandeka Minangkabau" adalah mengangkat sebuah tema tentang beladiri tradisional suku Minangkabau yaitu Silek atau dalam bahasa Indonesia disebut Silat. Selain itu tema di dalam novel ini juga mencakup tentang aksi, fantasy, drama, petualangan, motivasi, semangat juang, pantang menyerah, adat, dan budaya. Dalam novel ini penulis menggambarkan dengan detail setiap karakter, suasana, dan periswtiwa. Cerita ini diwarnai oleh kegigihan, kesungguhan, persahabatan, impian antara tokoh utama, Yaitu Aryan Chaniago Panyalai. Namun novel "Pandeka Minangkabau" ini dimulai dari kisah ayah Aryan Chaniago Panyalai yaitu Sutan Muchlis Piliang yang diberi julukan Pandeka Sutan oleh Kerajaan Pagaruyuang.
Penulis juga akan membangun cerita yang epik dan menarik untuk para pembaca semuanya sehingga para pembaca dapat terlibat secara emosional dengan karakter dan alur cerita yang dibawakan.
Selaku penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para pembaca dan Syosetsu karena telah menerima saya untuk menulis novel di sini.
Sebuah istana megah yang berdiri kokoh, dalam bahasa Minang disebut Istano Basa Pagaruyuang atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan Istana Besar Pagaruyung. Nama lain dari Kerajaan Pagaruyung adalah Pagaruyuang Darul Qarar. Kerajaan ini adalah kerajaan Malayapura atau kerajaan Malayapura, Kerajaan Malayu atau Kerajaan Melayu. Kerajaan ini sebelumnya terletak di daerah Dharmasraya dengan nama Kerajaan Dharmasraya, kemudian dipindahkan ke pedalaman Minangkabau di Bukit Batu Patah Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Dan saat ini Istano Basa Pagaruyuang dipindahkan ke Kabupaten Tanah Datar 5 kilometer dari Batusangkar, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Kerajaan ini adalah penerus dari Kerajaan Dharmasraya, dan Kerajaan Pasumayan Koto Batu. Kerajaan Pasumayan Koto Batu tidak diteruskan kemudian para penerus mendirikan kerajaan masing-masing yaitu Kerajaan Bungo Setangkai di Sungai Tarab oleh Datuk Ketumanggungan, dan satu lagi Kerajaan Dusun Tuk di Lima Kaum oleh Datuk Perpatih Nan Sabatang. Kerajaan ini memiliki adat yang sudah terstruktur jauh, hingga para pendekar yang cukup tanggung di daerah Minangkabau, yaitu orang-orang berasal dari suku Minang atau suku Minangkabau.
Kerajaan ini memiliki hubungan yang erat dengan Kerajaan Aceh, Kerajaan Melayu, Kerajaan Makassar, Kerajaan Luwu (Bugis Kalasik), Kerajaan Bone atau Kerajaan Bugis yaitu Raja Arung Palakka. Kerajaan lima sekawan pada era pertempuran Johor. Dengan pendekar-pendekar tangguh, armada tangguh, dan militer yang tangguh.
Di daerah Minangkabau banyak sekali yang menggemari Silek atau Silat dalam Bahasa Indonesia. Kata Silek adalah berasal dari bahasa Minang atau Minangkabau. Silek sebagai Panjago diri dan silek sebagai Panjago parik dalam nagari artinya Silat adalah sebagai penjaga diri dan silat adalah sebagai pertahanan negeri apabila ada ancaman musuh menyerang.
Di daerah Minangkabau, tepatnya daerah Pariaman, atau Piaman Laweh yang artinya Pariaman Luas, terdapat seorang pendekar yang yang tangguh dalam ilmu Silek nya. Sehingga pihak Kerajaan Pagaruyung mengangkatnya sebagai Panglima tempur Istano Basa Pagaruyuang. Dan Sang Sultan memerintahkan pendekar andalannya untuk memimpin pasukan untuk melawan musuh yang masuk ke wilayah perbatasan.. Pendekar yang gagah berani itu pun mengumpulkan prajurit terbaiknya untuk ikut dengannya yang akan segera berangkat melawan pendekar Kerajaan hitam yang terkenal kejam dan tanpa pandang bulu. Kerajaan yang menyiksa siapa saja yang akan dia serang sebagai tempat untuk bersenang-senang mereka.
Pendekar yang diutus oleh sang Sultan memimpin 17 pasukan prajurit untuk melawan prajurit dari Kerajaan Hitam di perbatasan. Pertempuran tak terhindarkan lagi ketika prajurit Kerajaan Hitam menyerang rakyat biasa. Yang disaksikan oleh Panglima Pendekar Kerajaan Hitam yang bengis. Disaat mereka bersenang-senag untuk menyerang rakyat biasa, munculah seorang Pendekar utusan Kesultanan Pagaruyuang yang menangkis serangan prajurit Kerajan Hitam yang akan menyerang salah satu rakyat biasa dan Pendekar utusan Sultan Pagaruyuang itu pun mengunci tangan salah satu prajurit Kerajaan Hitam sambil memegang lehernya yang membuat lawan tidak dapat bergerak, dan pendekar itu memukulnya dengan jurus Silek, yaitu jurus Harimau Minangkabau. Serangan yang begitu terkenal hingga keluar Kerajaan Pagaruyuang.
Pendekar tangguh itu adalah Ayah dari Aryan Chaniago Panyalai yang akan meneruskan dan mewarisi kemampuan Sang Ayah, pendekar Sutan Muchlis Piliang yang diberi julukan dalam bahasa Minang, yaitu Pandeka Sutan (Pendekar Sutan)....
<<Pandeka.Minangkabau>>
Atau Pendekar Minangkabau
Akhir kata, saya ingin merekomendasikan novel "Pandeka Minangkabau" The Opening Story of Pandeka Minangkabau, kepada semua pembaca yang mencari cerita tentang petualangan, aksi, fantasi dan beladiri dalam kesenangan membaca dan seru. Saya yakin bahwa anda terpikat oleh cerita yang menegangkan dan karakter yang kuat dalam novel ini.
Selamat menikmati "Pandeka Minangkabau" The Opening Story of Pandeka Minangkabau.
Salam,
Sutan Al-Afghany Chaniago